SOKER.ID - Media Jepang, Japan Times, menyoroti fenomena pemain keturunan Indonesia yang memutuskan alih status demi membela skuat Garuda seraya menyentil kurangnya perhatian di akar rumput.
Meski kekuatan Timnas Indonesia saat ini diakui lebih kuat, terutama karena kehadiran para pemain diaspora, namun PSSI dinilai kurang maksimal berinvestasi di akar rumput seperti pembinaan pemain usia dini dan pengelolaan kompetisi hingga pembinaan suporter.
Japan Times mencatat sejak 2020, 15 pemain telah melakukan peralihan, dengan pemain yang direkrut harus menyerahkan paspor asli mereka karena Indonesia tidak mengakui kewarganegaraan ganda.
Baca Juga: Curhat Mees Hilgers setelah Batal Bela Timnas Indonesia Hadapi Jepang dan Arab Saudi
Mereka termasuk Justin Hubner, yang bermain di tim cadangan untuk klub Liga Premier Inggris, Wolverhampton Wanderers, dan Jay Idzes dari Venezia di Serie A Italia.
Rekrutan terbaru Indonesia adalah bek keturunan kelahiran Belanda lainnya, Kevin Diks, yang bermain untuk FC Copenhagen dan sempat membela Timnas Belanda di level junior.
Yang lainnya bermain di liga-liga papan atas di Belanda dan Belgia. Ada pula penyerang Rafael Struick, yang bermain untuk Brisbane Roar dari Australia.
Meskipun sepak bola sangat populer di Indonesia yang diproyeksikan menjadi salah satu dari lima negara dengan ekonomi teratas pada tahun 2050, terdapat kurangnya investasi dalam permainan sepak bola di akar rumput.
"Sepak bola domestik Indonesia telah dirusak selama bertahun-tahun oleh infrastruktur yang tidak stabil, salah urus, dan kekerasan, termasuk penyerbuan stadion yang menewaskan lebih dari 130 orang pada tahun 2022." tulis Japan Times.
Japan Times mengutip pernyataan dari pengamat sepak bola, Aun Rahman dalam podcast sepak bola Box2box Indonesia terkait kurangnya perhatian dalam pengembangan pemain muda.
"Tujuannya adalah meningkatkan kualitas, karena sejujurnya, harus disadari bahwa pengembangan pemain muda di Indonesia tidak sebaik di Eropa," kata Aun Rahman.
Perbandingan dengan K-pop
Aun mengatakan bahwa ada sensasi seputar tim dan pemain yang baru direkrut yang ia bandingkan dengan model idola pop Korea alias K-Pop.
Sebagian besar pemain muda Belanda langsung mengumpulkan jutaan followers atau pengikut media sosial baru setelah berkomitmen pada negara baru mereka.