SOKER.ID -- Ajang Formula 1 selalu menghadirkan balapan-balapan seru sekaligus sengit dalam setiap serinya.
McLaren yang mulai kembali setelah jeda, justru tampil baik pada balapan F1 GP Belanda, pekan lalu disamping keluarnya Lando Norris sebagai juara di ajang tersebut.
Pengamat F1, Helmut Marko menilai kemenangan Lando Norris di F1 GP Belanda, Minggu (25/8/2024), bisa menjadi ancaman bagi kans Red Bull dan Max Verstappen dalam perebutan juara konstruktor dan pembalap.
Baca Juga: Petinju Jake Henty Ditinggalkan Sponsor Usai Jadi Mualaf
Marko bahkan menilai peluang McLaren untuk meraih gelar juara Formula 1 setelah kekalahan Max Verstappen selama 23 detik dari Lando Norris di Zandvoort sangat besar.
Saat tiba dari liburan, Verstappen masih unggul 78 poin dari Norris, sementara Red Bull berada 42 poin di depan McLaren di klasemen konstruktor.
Kesenjangan yang terakhir ini telah makin mengecil karena penampilan buruk Sergio Perez di mobil RB20 lainnya - dan McLaren tetap berada di jalur yang tepat untuk mengejar Red Bull di Singapura nanti.
Setelah meninggalkan Zandvoort, jarak antara kedua pembalap kini menjadi 70 poin, sementara keunggulan konstruktor Red Bull berkurang menjadi 30 poin, dengan sembilan balapan tersisa dalam musim yang panjang ini.
Baca Juga: Jadwal dan Link Live Streaming MotoGP Aragon 2024 Pekan Ini
Berbicara secara eksklusif dikutip Motorsport.com setelah "hasil yang mengkhawatirkan" di GP Belanda, Marko mengatakan, "Jika Anda melihat lap tercepatnya - dari Lando - di lap terakhirnya tanpa DRS, (dia mencatatkan waktu) 1:13,8.
"Jadi, seperti yang dikatakan Max sebelum jeda musim panas, tim harus bekerja lebih keras dan harus menemukan peningkatan karena dengan begitu gelar juaranya terancam."
Ketika diminta untuk mengklarifikasi kejuaraan mana yang ia maksud, Marko menjawab, "Keduanya, keduanya, keduanya."
Marko juga menguraikan bagaimana Red Bull telah memperkirakan akan memenangkan perlombaan setelah Verstappen melewati pembalap terdepan, Norris, di awal balapan, hanya untuk kemudian bingung dengan betapa mudahnya pembalap Inggris itu pulih, mengingat rekan setimnya, Oscar Piastri, tidak dapat melewati mobil Ferrari yang lebih lambat dari Charles Leclerc untuk menempati posisi ketiga.
Pria 81 tahun itu menyalahkan pilihan set-up untuk menambah tingkat sayap belakang untuk meningkatkan downforce pada mobil Verstappen yang menjadi bumerang.